PEMAHAMAN MINAT DAN BAKAT MASIH RANCU
- Details
- Category: SEKOLAH DASAR CENDEKIAN II
Kerja, kerja, kerja! adalah sebuah kata yang telah di harapkan dari pemerintah, karena dengan minat kerja yang tinggi dapat memberi hasil yang lebih optimal, apalagi disesuaikan dengan penguatan pendidikan karakter (PPK), yakni unsur religius, integritas, nasionalis, dan gotong royong.
Kegiatan Latihan olah bakat dan olah minat, seperti pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, jurnalistik, teater, dan teknologi informasi dan komunikasi, ini juga salah satu dari kegiatan yang di danai dari anggaran BOS.
Mengapa demikian ? karena ada perbedaan antara arti dari bakat dan minat, misalkan siswa yang mempunyai bakat, tentunya cara belajaranya bisa lebih cepat, karena siswa berbakat dengan melihat dan mempraktek hanya beberapa kali saja sudah bisa menguasai dan menghasilkan yang terbaik.
Beda sekali dengan siswa mempunyai minat yang tinggi tetapi tidak berbakat, tentunya cara belajaranya memerlukan waktu lama dan hasilnya pun tidak bisa maksimal, namun perlu diketahui dengan cara belajar lama tersebut tentunya timbul niatan murni dari minat siswa, dan akan menghasilkan minat kerja yang tinggi sesuai yang diharapkan oleh pemerintah tersebut.
Orang tua harus jeli dalam melihat kemampuan bakat dan minat, seperti kebiasaan orang selalu memaksa kehendak anaknya untuk bisa menekuni sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan bakatnya, apa hasilnya ? tentunya mereka tidak bisa membuahkan hasil yang lebih optimal.
Misalkan, orang tua dengan segala cara memaksakan anaknya masuk tim inti sepak bola, karena setelah mereka melihat anaknya sangat mumpuni dalam bermain bola, namun ternyata persyaratan kecepatan berlari dan kekuatan fisik tidak mendukung, tentu keadaan ini tidak bisa membuahkan pemain yang sesuai harapan.
SDN Kepet 02 Kecamatan Dagangan proses pembelajarannya selalu dilandasi dengan tujuan untuk menciptakan seorang yang ahli kerja, misalkan salah satu contoh dengan mengajak siswa berusaha menekuni Matematika dengan cara bernyanyi, usaha ini nampak berhasil bagi siswa yang kurang minat Matematika menjadi lebih tekun dalam belajarnya.
“Pembiasaan kerja, kerja dan selalu kerja telah bisa diciptakan dengan sukses, baik bidang akademik maupun non akademik, guru harus bisa menyeleksi siswa mana yang berbakat dan mempunyai kecendurangan dalam bidang IPA, IPS, dan ekstrakurikuler, karena hal ini sangat berarti sebagai bekal atau modal untuk mengarahkan ketika akan menentukan ke perguruan tinggi sebagai penentu cita-cita,” itulah harapannya.