TIM BPSMP JAWA TENGAH DAN BPCB JAWA TIMUR EXEKUSI BINATANG PURBA
- Details
- Created on 05 August 2020
- Hits: 1040
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, kembali exekusi Binatang Purba di Desa Sumberbendo Kecamatan Saradan pada tanggal 18 Pebruari 2020, ungkap staf Bidang Kebudayaan “Hari Subagiyo”.
Kegiatan ini lanjutan dari hasil peninjauan yang dilakukan oleh TIM Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, BPSMP sangiran dan BPCB Jawa timur pada tanggal 31 Januari 2020 yang lalu, karena TIM merasa tertantang dengan adanya beberapa hasil penemuan binatang purba tersebut, tambah “Hari Subagiyo”.
Menurut “Hari Subagiyo,” Tim ahli telah berusaha dengan menggunakan semacam cairan untuk membersihkan fosil gajah tersebut agar kelihatan bersih dari kotoran, sehingga bisa mempermudah untuk menentukan hasil tersebut.
Salah satu dugaan sementara dari TIM adalah bahwa Penemuan “tepong fosil gajah” tersebut tidak ditempat penemuan, namun dimungkinkan ditempat lain dibawa “arus air atau media lainnya dari Gunung Pandan” yang lokasinya disebelah selatan desa Sumbenbendo, ungkap Kepala Seksi Sejarah, tradisi dan cagar budaya “Sugino, S.Sos,”
Sebenarnya banyak Sumber informasi dari masyarakat setempat, namum TIM belum begitu saja menerima pendapat tersebut, perlu ada kajian selanjutnya untuk bisa memastikan kebenarannya, tambah ungkap Kepala Seksi Sejarah, tradisi dan cagar budaya “Sugino, S.Sos”.
Hasil penemuan “fosil tepong Gajah” sudah digali dan fosilnya disimpan di Balai desa Sumberbendo Kecamatan Saradan, dan rencananya akan dijadikan sebuah destinasi dengan tujuan bisa mengundang warga atau pengunjung dari wilayah lain, Kepala Seksi Sejarah, tradisi dan cagar budaya “Sugino, S.Sos,” menambahkan.
Dengan beberapa penemuan pecahan fosil binatang purba di Desa Sumberbendo tersebut, TIM bisa menemukan beberapa komponen lainnya sehingga bisa melengkapi atau menyempurnakan temuan tersebut, tentu saja hal ini bisa menambah rasa kepercayaan dari masyarakat, khususnya Kabupaten Madiun, itulah harapan Kepala Bidang Kebudayaan “Subari”.