Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, Jalan Raya Tiron Nomor 87 Madiun, Kontak Person WA +6288805795497

Font Size

SCREEN

Profile

Layout

Menu Style

Cpanel

Apa Konsep Islam dalam Kehidupan ?

 

 

 

 

Sebetulnya kita sangat butuh terhadap kemapanan aqidah,kemapanan ibadah dan kemapanan muamalah dalam menjalani samudra kehidupan.Semua kepanan dan keajegan itu tidak akan terwujud jika kita tidak memiliki sebuah sistem yang konsisten dan bisa diterapkan dalam tatanan kehidupan.Terlebih di masa yang penuh kendala, banyak pengaruh dan hura-hura yang tersistem dalam segala lini kehidupan.

Islam sebagai sesuah agama samawi memiliki semua tatanan itu dan telah teruji kemapanannya. Dalam ranah aqidah atau keyakinan, Islam telah memberikan sebuah konsep agar penganutnya tidak memiliki dua sisi dalam pengabdian. Tidak boleh seorang muslim berkeyakinan terhadap konsep Ilahi dan menerapkan konsep syaitoni. Jika demikian maka wajah dan hati mereka menjadi tidak jelas dan buram. Segala perbuatannya, aktivitas kesehariannya akan tidak fokus pada konsep Alloh Taala. Dari situ seorang muslim tidak diperkenankan berpandangan tathoyyur( beranggapan sial terhadap sesuatu ) yang dilihat, dialami, dan dikerjakan. Misalnya, seorang muslim tidak boleh beranggapan buruk dan akan berakibat fatal suatu perjalanan bisnisnya atau usahanya bila dia sedang bepergian lalu bertemu dengan mayat diusung, berjumpa dengan ular yang melintas. Tetapi harus berpandangan bahwa hal itu suatu hal yang biasa dan hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan.

Dalam ranah ibadah agama ini telah memberi konsep yang dogmatis. Tidak diperkenankan seorang muslim membuat kosep pendekatan diri kepada Tuhannya dengan mereka-reka sendiri dan merasakan sendiri kelezatan hubungannya dengan Penciptanya. Bentuk pendekatan diri itu telah digariskan dan dipaparkan oleh yang empunya agama ini, yaitu Alloh Taala dan Nabinya yang terutus. Alangkah bijaknya jawaban ulama yang ahli zuhud ini ketika ditanya oleh seseorang yang sangat ingin tahu tentang diterimanya amalan ibadahnya dalam dialog berikut:   Penanya :” Apakah syarat diterimanya amal ibadah ? “

Abu Ali : “ Ada dua hal yang harus kamu terapkan yaitu ikhlas dan mutabaah.”

Penanya : “ Maksudnya apa,Ya Abu Ali ?”

Abu Ali : “ Seseorang harus ikhlas ibadah hanya kepada Alloh Taala tanpa ada muatan yang lain dalam ritual ibadah itu dan yang kedua harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Baginda Rosul SAW “

Penanya : “ Jelasnaya bagaimana ? “

Abu Ali : “ Jika seseorang beribadah hanya mengandalkan konsep ikhlas maka tidak akan diterima ibadah itu tanpa ada kaifiyat ( cara ) yang telah dituntunkannya. Demikian pula sebaliknya jika seseorang hanya mengandalkan konsep kayfiyat yang telah diyakini dengan mengabaikan nilai ikhlas dalam hatinya. Maka semua ibadah itu akan nihil nilainya.Jadi kedua konsep itu harus dibangun sejalan, seiring dan padu dalam mengaplikasikannya.”

Dan alangkah mulianya sebuah kaidah terkait dengan penghambaan ini dari buah pikir seorang yang ahli pikir dalam kazanah Islam ini. Ibadah itu adalah sebuah konsep yang ghoiru ma’kulil ma’na yaitu tidak bisa dicerna akal yang dangkal. Dan ibadah itu merupakan dogma yang harus ditaati. Dan intinya ibadah itu adalah sebuah ritual yang sempurna dan lengkap baik berupa keyakinan, ucapan dan perbuatan yang dicintai dan diridai Alloh Taala. Namun, sayang banyak orang tidak mau dan alergi dengan dogma ini dengan mengabaikan dan tidak mau mencari tahu dari orang yang dikaruniai ilmu ini.

Terakhir dan sering terabaikan adalah masalah muamalah atau konsep hidup bermasyarakat. Banyak orang terjungkal dalam dunia ini karena mengabaikan konsep Islam yang dianutnya. Banyak orang terjerumus dalam kubang riba karena nafsu yang menggebu-gebu dalam menyikapi hidup. Berkeinginan terhadap sesuatu yang di luar kemampuan dan keadaan menjadikan bayang angan terlalu melangit dan menghantui. Akibatnya riba menjajah hati mereka. Demikaan pula ketika kita menyaksikan sosok muslim yang buang hajat yang tidak toleran di pinggir jalan atau di bawah pohon yang dibuat berteduh saudaranya akan mengakibatkan orang lain ternodai dan tersiksa dengan perbuatannya. Kenyataan itu sering diabaikan oleh penganut yang sering melenceng konsep agamanya. Dalam dunia berhias demikian pula konsep mapan ini telah dilecehkan para penganutnya. Mereka menampakkan anggota badan erotisnya untuk menggiurkan orang lain. Akibat fatal ini akan terus ditonton banyak orang dan ditiru dalam melakukannya. Tanpa terasa mereka telah berinvestasi jahat untuk generasi berikutnya. Tanpa disadari kesalahan itu telah memberi bayang angan jang berefek buruk ke depannya.

Alangkah indahnya bila semua bisa sidik ( jujur ) dalam kerjanya, bisa amanah (terpercaya ) dalam aktifitasnya, dan bisa tabligh ( mengarahkan ) dalam bersosial masyarakat, serta memiliki nilai fotonah ( cerdas ) dalam semua ladang hidupnya. Alangkah hebatnya bila kita bisa toleran dengan teman, sahabat dan handai tolan dalam menjalani hidup, alangkah harumnya bila kita bisa hidup yang penuh toleran dengan tetangga dengan selalu berpedoman dengan dogma ilahi tanpa menodai dan menebar benci tetapi saling memahami dan saling mengerti .Mari kita masuk Islam lagi dengan konsep Ilahi.

Penulis Suyono Al Abdurrahman Dagangan